Nama Siswa

Daftar Nama Siswa Siswi SMP Islam Al-Azhar
Tahun Pelajaran 2011/2012
KELAS VII
NO	NIS	STL	NAMA	TTL	NAMA ORTU
1	289		Abdurrahman
2	290		Ahmad  Mufid	Demak, 7 Agustus 1999	Saerozi
3	291		Ahmad Sabik
4	292		Ahmad Syadam	Demak, 17 Febuari 2000	Ma'mun
5	293		Ahmad Syaifudin
6	294		Alif Fera	Demak, 30 juni 1999	Ali Zabidi
7	295		Alifudin Iqbal	Demak, 29 Oktober 1997	Mahfudh
8	296		Dian Safitri	Demak, 31 Januari 1999	Bukhori
9	297		Eli Sofiyana	Demak, 3 Agustus 1998	Sofyan
10	298		Fatman	Demak, 10 Januari 1996	Fatkur
11	299		Harismatul Silviyah	Demak, 6 Agustus 1999	Jariyo
12	300		Ikbal Maulana	Demak, 18 Juni 1999	Arifin
13	301		Khumaidah Ainun  Safitri	Jepara, 26 Febuari 1999
14	302		Muhammad Yusron	Demak, 1 Januari 1999	Sukron
15	303		Misbakul Munir	Demak, 22 Desembr 1997	Arifin
16	304		Nanang Kurnia Wahab	Demak, 18 Mei 1997	Darto
17	305		Nisa Antika	Demak, 4 Agustus 1998	Munderi
18	306		Nor  Faisyal	Jepara, 22 Mei 1999	Bakroni
19	307		Nur Hafifin	Demak, 1 Septembr 1997	Mursalin
20	308		Novi Ariwibowo	Jepara, 15 November 1996	Suntono
21	309		Nur Sholeh	Jepara, 6 Junii 1998	Suaman
22	310		Nurul Arifin	Demak, 16 April 1998	Ali Sunadi
23	311		Siti RorohmatuL Khasanah	Jepara, 1 Juli 1998
24	312		Taufiqur Rohman	Jepara 27 Nopember 1998	Jumpriyanto
25	313		Umroatun	Demak, 15 juni 1998	Jupri
26	314		Wiwit Purnomo	Jepara 9 Oktober 1996	Suntono
27	315		Yazid Amin	Demak, 4 Mei 2000	Zainal Abidin
28	316		Afifatuss Sakdiyah
29	317		Ahmad Faisol	Jepara, 28 Febuari 1999
30	318		Ainul Yaqin	Jepara, 13 Oktober 1998
31	319		Ameliyah	Jepara, 8 Oktober 1996	Surdi
32	320		Andrik Mawan	Jepara, 25 Mei 1997	Muzali
33	321		Dani Irawan	Jepara, 15 Desember 1998	Tukan
34	322		Evi Soniya	Demak, 23 Mei 1999	Muhammad Rofiq
35	323		Hadi Rif'an	Demak, 22 April 1998
36	324		Iin Hariyanti	Demak, 17 Agustus 1999	Suhartono
37	325		Khoirul Wafa	Demak 2 Januari 1997	Nur Kholis
38	326		Laila	Demak, 15 Febuari 1997	Ahmad
39	327		Lalu Firmansyah	Lombok Timur, 19 Nop 1998
40	328		Ledi Tri Ajiyarto	Jepara, 19 Febuari 1999	Muhammad
41	329		Miftakhul Huda	Demak, 17 Nopember 1998	Sholihin
42	330		Miftakhul	Jepara, 8 Pebuari 1997	Khasan
43	331		Niswatun	Jepara, 7 Febuari 1999	Kasturi
44	332		Nur Sholeh	Jepara, 6 Juni 1998	Suaman
45	333		Nurudin Bahar	Jepara, 6 Maret 2000	Musarah
46	334		Reni	Jepara, 28 Agustus 1998	Suhardi
47	335		Roudhotun Nizam	Demak, 11 April 1999	Risul Huda
48	336		Salmah
49	337		Satriani Qurrota A'yun	Jepara, 24 April 1999	Mukhlisin
50	338		Suratni	Jepara, 12 Mei 1995	Surip
Kelas VIII
NO	NIS	STL	NAMA	TTL	NAMA ORTU
1	247		Ayu Purwaningsih	Demak, 16 Agustus 1998	Purwanto
2	248		Eko Kurniawan	Demak, 19 juni 1997	Kaswari
3	249		Eva Ervana	Demak, 3 Febuari 1998	Jambari
4	250		Hilman Saputra	Demak, 10 Januari 1998	Mukron
5	251		Kholifatul Ula	Demak, 28 oktober 1995	Maksun
6	252		Muhammad Ijar	Demak, 26 Desember 1997
7	253		Nor Anisa	Demak, 6 Febuari 1997	Said
8	254		Nurul Azizah	Demak, 21 Desember 1996	Dahlan
9	255		Rizalludin	Demak, 20 Agustus 1997	Sunarso
10	256		Naimatus  Sholekhah	Demak, 26 September 1997	Sutela
11	257		Syarifatul Fatimah	Demak, 17 Oktober 1997	Anwar
12	258		Sahidatun Nafiroh	Demak, 18 Agustus 1998	Nur sahid
13	259		Siti Khafidotul Ula	Demak, 2 Oktober 1998	Fatkhul Huda
14	260		Sri Handayani	Demak, 16 Januari 1998	Kastupar
15	261		Wahyudin	Demak, 6 April 1996	Jaiz
16	262		Winda Puji Pangestutik	Demak, 30	Ahmad Nur Wahid
17	263		Yanuar Ishlah	Demak, 2 Febuari 1998	Ihsan
18	264		Yuli Astuti	Demak, 11 Mei 1998	Hairus
19	265		Yusuf Kurniawan	Demak, 9 juni 1997	Mahali
20	266		Zaenal Arifin	Demak, 28 September 1997	Turhamun
21	267		Ahmad David Wibowo	Jepara, 11 Desember 1997	khalimi
22	268		Ana Afnur	jepara, 7 Juni 1996	Afnan
23	269		Dewi Masithoh	Jepara, 12 juni 1997	Kusro
24	270		Dias Khoerunnisak	Jepara, 2 Agustus 1998	Moh. Dzuhri
25	271		Dhea Amaylia	Jepara, 17 Mei 1998	Joko Susilo
26	272		Dewi Fatimah	Jepara, 8 Nopember 1998	Nor Alim
27	273		Didik wahyudi Iskandar	Jepara, 3 Febuari 1997	Shohiron
28	274		Eni Ambar sari	Jepara, 14 Febuari 1997	Kasro
29	275		Fenti Nailamsari	Jepara, 8 Juli 1998	Nasir
30	276		Fiki Kusuma Ardinito	Jepara, 8 Pebuari 1996	Madekan
31	277		Ita Irvana	Jepara, 19 maret 1999	Nor Khalim
32	278		Khafidhin	Jepara, 15 Sgustus 1997	Sabar
33	279		Lutfianah	Jepara, 8 April 1996	Jumadi
34	280		Luthful Hakim	Jepara, 2 Mei 1999	Mujazim
35	281		Mohammad Abdul Rois	Jepara, 9 Agustus 1998	Mundlofar
36	282		Mohammad Nor Faid	Demak, 29 September 1998	Masrikin
37	283		Miftakhur Rohman	Jepara, 2  Januari 1998	Masrukin
38	284		Mansur Hidayat	Jepara, 1 Juli 1996	Muklik
39	285		Nikmatul Islamiyah	Jepara, 30 Maret 1999	Sutaji
40	286		Umi Samrotus Sa'adah	Jepara, 16 Juni 1999	Mulazim
41	287		Zulaikha	Jepara, 10 Nopember 1996	Taslian
KELAS IX
NO	NIS	STL	NAMA	TTL	NAMA ORTU
1	186		Agus Budianto	Jepara 14/08/1996	Suradi
2	187		Ahmad Saifullah	Demak 26/04/1995	Kasmuri
3	188		Ahmad Syarif Hidayatullah	Jepara 28/09/1997	Muhaimin
4	189		Ahmad Taufik	Jepara 10/12/1996	Baedhowi
5	190		Alfiani	Jepara 20/06/1998	Suwondo
6	191		Bayu Kuswanto	Jepara 11/05/1997	Nor Kasan
7	192		Elawati	Jepara13/05/1998	Ahmad Sayuti
8	193		Erik Susanto	Jepara 25/12/1997	Maskuri
9	194		Fakhrur Rizal	Jepara 04/06/1997	Asro
10	195		Hariyanto	Demak 11/07/1997	Dakwam
11	196		Hartatik	Jepara 23/03/1997	Rokhani
12	197		Iwan Saputra	Jepara 08/08/1997	Sumaidi
13	198		Kasan Basori	Jepara 04/05/1995	Amin Fauzan
14	199		Khaidir Ulum	Demak 08/06/1995	Nur Kholis
15	200		Lala kholbiyati	Jepara 07/11/1996	Kairon
16	201		Maulana Akbar	Demak 10/05/1997	Nur Sokhib
17	202		Muhammad Andi S	Demak 15/01/1995	Subandi
18	203		Mulyadi Sampurno	Jepara 03/07/1997	Mudakir
19	204		Nila Mahardini	Jepara 14/08/1997	Sardi
20	205		Noor Irfansyah	Jepara 23/03/1997	Bakroni
21	206		Nor Rohmad Khafid	Jepara 28/07/1997	Nur ali
22	207		Nor Rokhmad	Jepara 01/09/1995	Mashudi
23	208		Riza Fajriyatur Rohmah	Jepara 02/05/1997	Ahmad Syafi'i
24	209		Tuhriza Minnatillah	Demak 03/02/1997	Zainal Abidin
25	210		Ulul Abshor	Jepara 01/09/1995	Mashudi
26	211		Ustadz	Demak 04/12/1997	Munzakim
27	212		Vivi Narikhah	Jepara 15/04/1997	Zali
28	213		Anton Andrianto	Jepara 09/09/1997	Kasrin
29	214		Muhammad Abdul A M	Jepara 15/10/1996	Tumiran
30	215		Tri Bagus Andriyanto	Jepara, 5/08/1996	H.SUMANTO
31	244		Amelia Haqqoh
32	245		Naif Sahiroh	Jepara, 7/12/1996	Supriyadi
33	216		Khalimatus Sakdiyah	Jepara, 5/2/1996	Suntani
34	246		Anfisyam
35	288		M.Rois Saputra
36	217		Ahmad Wahyuddin
37	218		Didik Kiswanto	Jepara 16/10/1996	Sukarno
38	219		Erwin Saputra	Jepara 27/07/1997	Sutopo
39	220		Faisol Afian		Masrihan
40	221		Fori Khusaini	Jepara, 16/06/1996	Suhardi
41	222		Hesti Nor Khofifah	Jepara 08/04/1995	Sulkan
42	223		Hidayatul Rahmawati	Demak 25/10/1996	Tumijan
43	224		Ika Linda Sari	Jepara 05/04/0997	Ulin Nuha
44	225		Khoirur Rozikun	Jepara 15/09/1996	Muzali
45	226		Lalu Sulaiman	Kuala lmpr 05/08/1997	Lalu Asmuni
46	227		Linda Diana Sari	Jepara 13/08/1997	Subadar (alm)
47	228		Muhammad Khoiruman	Demak 23/04/1998	Abd. Rokib
48	229		Mualif	Demak 10/06/1997	Nur Soleh
49	230		Muammar	Demak 06/08/1995	Abd. Qiron
50	231		Muhamad Khafidzin	Demak 20/05/1996	Khasbullah
51	232		Muhamad Ryani	Demak 12/03/1996	Muhajir
52	233		Muzen	Jepara 29/01/1996	Sarkani
53	234		Naim Akbar Khanah	Demak 02/02/1997	Mukhlisin
54	235		Nikmatul Ula	Demak 06/09/1996	Ahmad
55	236		Nor Hasan	Demak 28/06/1996	M. Idris
56	237		Nur Aliyah	Demak 13/08/1996	Sugiyono
57	238		Nurul Mu'izzah	Demak 20/12/1997	Santoso
58	239		Risul Abiyat	Demak 20/02/1995	Nur Cholis
59	240		Riza Maghfiroh	Demak 28/11/1996	Sasnan/Zulifah
60	241		Susanti
61	242		Widya Rahayu	Demak 07/07/1997	Ah. Mustaqim
62	243		Yuni Nasikhatur Rofi'ah	Jepara 11/06/1997	Farikin

Mengecoh Seekor Monyet

Mengecoh Monyet

Abu Nawas sedang berjalan-jalan santai. Ada kerumunan masa. Abu Nawas bertanya kepada seorang kawan yang kebetulan berjumpa di tengah jalan.

Abu Nawas sedang berjalan-jalan santai. Ada kerumunan masa. Abu Nawas bertanya kepada seorang kawan yang kebetulan berjumpa di tengah jalan.

"Ada kerumunan apa di sana?" tanya Abu Nawas.

"Pertunjukkan keliling yang melibatkan monyet ajaib."

"Apa maksudmu dengan monyet ajaib?" kata Abu Nawas ingin tahu.

"Monyet yang bisa mengerti bahasa manusia, dan yang lebih menakjubkan adalah monyet itu hanya mau tunduk kepada pemiliknya saja." kata kawan Abu Nawas menambahkan.

Abu Nawas makin tertarik. la tidak tahan untuk menyaksikan kecerdikan dan keajaiban binatang raksasa itu.

Kini Abu Nawas sudah berada di tengah kerumunan para penonton. Karena begitu banyak penonton yang menyaksikan pertunjukkan itu, sang pemilik monyet dengan bangga menawarkan hadiah yang cukup besar bagi siapa saja yang sanggup membuat monyet itu mengangguk-angguk.

 "Ada kerumunan apa di sana?" tanya Abu Nawas.

"Pertunjukkan keliling yang melibatkan monyet ajaib."

"Apa maksudmu dengan monyet ajaib?" kata Abu Nawas ingin tahu.

"Monyet yang bisa mengerti bahasa manusia, dan yang lebih menakjubkan adalah monyet itu hanya mau tunduk kepada pemiliknya saja." kata kawan Abu Nawas menambahkan.

Abu Nawas makin tertarik. la tidak tahan untuk menyaksikan kecerdikan dan keajaiban binatang raksasa itu.

Kini Abu Nawas sudah berada di tengah kerumunan para penonton. Karena begitu banyak penonton yang menyaksikan pertunjukkan itu, sang pemilik monyet dengan bangga menawarkan hadiah yang cukup besar bagi siapa saja yang sanggup membuat monyet itu mengangguk-angguk.

By Andi Mubarok, S.Pd.I

Pekerjaan Mustahil

Pekerjaan Yang Mustahil

 Baginda baru saja membaca kitab tentang kehebatan Raja Sulaiman yang mampu memerintahkan, para jin memindahkan singgasana Ratu Bilqis di dekat istananya. Baginda tiba-tiba merasa tertarik. Hatinya mulai tergelitik untuk melakukan hal yang sama. Mendadak beliau ingin istananya dipindahkan ke atas gunung agar bisa lebih leluasa menikmati pemandangan di sekitar. Dan bukankah hal itu tidak mustahil bisa dilakukan karena ada Abu Nawas yang amat cerdik di negerinya.

Abu Nawas segera dipanggil untuk menghadap Baginda Raja Harun Al Rasyid. Setelah Abu Nawas dihadapkan, Baginda bersabda,

"Sanggupkah engkau memindahkan istanaku ke atas gunung agar aku lebih leluasa melihat negeriku?" tanya Baginda.

Abu Nawas tidak langsung menjawab. la berpikir sejenak hingga keningnya berkerut. Tidak mungkin menolak perintah Baginda kecuali kalau memang ingin dihukum.

Akhirnya Abu Nawas terpaksa menyanggupi proyek raksasa itu. Ada satu lagi permintaan dari Baginda, pekerjaan itu harus selesai hanya dalam waktu sebulan.

By Andi Mubarok, S.Pd.I

Botol yang Ajaib

Botol Ajaib

 

Tidak ada henti-hentinya. Tidak ada kapok-kapoknya, Baginda selalu memanggil Abu Nawas untuk dijebak dengan berbagai pertanyaan atau tugas yang aneh-aneh. Hari ini Abu Nawas juga dipanggil ke istana.

Setelah tiba di istana, Baginda Raja menyambut Abu Nawas dengan sebuah senyuman.

"Akhir-akhir ini aku sering mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku, aku kena serangan angin." kata Baginda Raja memulai pembicaraan.

"Ampun Tuanku, apa yang bisa hamba lakukan hingga hamba dipanggil." tanya Abu Nawas.

"Aku hanya menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya." kata Baginda.

Abu Nawas hanya diam. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. la tidak memikirkan bagaimana cara menangkap angin nanti tetapi ia masih bingung bagaimana cara membuktikan bahwa yang ditangkap itu memang benar-benar angin

By Andi Mubarok, S.Pd.I

Ibu Yang Sejati

Ibu Sejati

 Entah sudah berapa hari kasus seorang bayi yang diakui oleh dua orang ibu yang sama-sama ingin memiliki anak. Hakim rupanya mengalami kesulitan memutuskan dan menentukan perempuan yang mana sebenarnya yang menjadi ibu bayi itu.

Karena kasus berlarut-larut, maka terpaksa hakim menghadap Baginda Raja untuk minta bantuan. Baginda pun turun tangan. Baginda memakai taktik rayuan. Baginda berpendapat mungkin dengan cara-cara yang amat halus salah satu, wanita itu ada yang mau mengalah. Tetapi kebijaksanaan Baginda Raja

Harun Al Rasyid justru membuat kedua perempuan makin mati-matian saling mengaku bahwa bayi itu adalah anaknya. Baginda berputus asa.

Mengingat tak ada cara-cara lain lagi yang bisa diterapkan Baginda memanggil Abu Nawas. Abu Nawas hadir menggantikan hakim. Abu Nawas tidak mau menjatuhkan putusan pada hari itu melainkan menunda sampai hari berikutnya. Semua yang hadir yakin Abu Nawas pasti sedang mencari akal seperti yang biasa dilakukan. Padahal penundaan itu hanya disebabkan algojo tidak ada di tempat.

By Andi Mubarok, S.Pd.I

Hadiah Tebakan Jitu

Hadiah Bagi Tebakan Jitu

Baginda Raja Harun Al Rasyid kelihatan murung. Semua menterinya tidak ada yang sanggup menemukan jawaban dari dua pertanyaan Baginda. Bahkan para

penasihat kerajaan pun merasa tidak mampu memberi penjelasan yang memuaskan Baginda. Padahal Baginda sendiri ingin mengetahui jawaban yang sebenarnya.

Mungkin karena amat penasaran, para penasihat Baginda menyarankan agar Abu Nawas saja yang memecahkan dua teka-teki yang membingungkan itu. Tidak begitu lama Abu Nawas dihadapkan. Baginda mengatakan bahwa akhirakhir ini ia sulit tidur karena diganggu oleh keingintahuan menyingkap dua rahasia alam.

"Tuanku yang mulia, sebenarnya rahasia alam yang manakah yang Paduka maksudkan?" tanya Abu Nawas ingin tahu.

"Aku memanggilmu untuk menemukan jawaban dari dua teka-teki yang selama ini menggoda pikiranku." kata Baginda.

"Bolehkah hamba mengetahui kedua teka-teki itu wahai Paduka junjungan hamba."

"Yang pertama, di manakah sebenarnya batas jagat raya ciptaan Tuhan kita?" tanya Baginda

By Andi Mubarok, S.Pd.I

Alam Akhirat

Alam Barzah

Tidak seperti biasa, hari itu Baginda tiba-tiba ingin menyamar menjadi rakyat biasa. Beliau ingin menyaksikan kehidupan di luar istana tanpa sepengetahuan siapa pun agar lebih leluasa bergerak.

Baginda mulai keluar istana dengan pakaian yang amat sederhana layaknya seperti rakyat jelata. Di sebuah perkampungan beliau melihat beberapa orang berkumpul. Setelah Baginda mendekat, ternyata seorang ulama sedang menyampaikan kuliah tentang alam barzah. Tiba-tiba ada seorang yang datang dan bergabung di situ, la bertanya kepada ulama itu.

"Kami menyaksikan orang kafir pada suatu waktu dan mengintip kuburnya, tetapi kami tiada mendengar mereka berteriak dan tidak pula melihat penyiksaan-penyiksaan yang katanya sedang dialaminya. Maka bagaimana cara membenarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang dilihat mata?" Ulama itu berpikir sejenak kemudian ia berkata,
"Untuk mengetahui yang demikian itu harus dengan panca indra yang lain. Ingatkah kamu dengan orang yang sedang tidur? Dia kadangkala bermimpi dalam tidurnya digigit ular, diganggu dan sebagainya. la juga merasa sakit dan takut ketika itu bahkan memekik dan keringat bercucuran pada keningnya. la merasakan hal semacam itu seperti ketika tidak tidur. Sedangkan engkau yang duduk di dekatnya menyaksikan keadaannya seolah-olah tidak ada apa-apa. Padahal apa yang dilihat serta dialaminya adalah dikelilirigi ular-ular. Maka jika masalah mimpi yang remeh saja sudah tidak mampu mata lahir melihatnya, mungkinkah engkau bisa melihat apa yang terjadi di alam barzah?"

By Andi Mubarok, S.Pd.I